Jumat, 30 Desember 2011

chapter 3

Aku adalah typical gadis yang menyukai organisasi. Akupun tercatat sebagai salah satu panitia dalam acara tersebut, sebuah acara yang selalu dilakukan didesaku ketika akan memasuki bulan ramadhan. Sebagai panitia akupun memberikan kontribusi secara optimum. Hari itu, ketika aku sedang membuat surat-surat untuk para pemuka desa di base camp kepanitian,, aku dikagetkan dengan kehadiran sosok itu, sosok yang sudah lama aku tak mellihatnya, sosok yang masih sama seperti dulu, dia berdiri didepan tempat dudukku, aku mencoba unutk bersikap biasa, dan ini memang keahlianku, ^^. Namun, tanpa mengeluarkan sepatah katapun ia melewatiku, melihat ini aku hanya melekingnya sedikit senyuman.
Aku tak menyangka dia bisa bersikap seperti ini, ya… ini memang salah satu sifatnya. Aku mengerti. Akibat kehadirannya hari ini, aku bertanya kepada rekan disebelahku alasan mengapa orang itu hadir, ternyata dia adalah stering comitee dalam acara ini. Aku tak tau kalau nama yang aku tulis dalam pembuatan surat itu adalah namanya, ya memang ada banyak nama yang sama didesaku. Dan aku tidak memberikan fokusku pada sosok itu. Hari demi hari berjalan seperti biasa, petemuanku dengannya menjadi sangat sering, yaa.. walaupun masih tidak bisa seakrab dulu. Akupun sedikit menjaga jarak dengannya. Pada saat ini, aku memang sudah mempunyai seseorang yang perduli padaku, menyayangiku, serta rela menungguku berkata ia atas cintanya, orang ini begitu baik terhadapku, hanya saja aku masih belum bisa membalas kebaikan dan cintanya, karena aku butuh waktu untuk memulai lagi cerita cintaku. Setiap kali aku megerjakan tugasku di base camp kepanitiaan, orang itu selalu datang dan membantuku menyelesaikan tugasku, walaupun aku tak menyuruhnya. Hari itu, aku melihat sosok itu memperhatikan kebersamaan kami, entah apa yang dia rasakan melihat aku dengan orang itu. Aku berusaha untuk bersikap seperti biasa, orang itu begitu baik ingin membantuku, tapi dia hanya memandangku dengan wajah marahnya. (sungguh kekanak-kanakan menurutku)
Setelah tugasku selesai, aku pun beranjak meninggalkan base camp dan kembali menuju rumahku. Ya…… orang itulah yang mengantarku. Setibanya dirumah handphoneku berdering, ada satu panggilan dari nama itu, yaa.. dia menelponku....

Selasa, 27 Desember 2011

Lanjut chapter 1

Akhirnya hal yang aku takutkan terjadi juga, hubungan ini tak berjalan lama, kurang lebih satu bulan status ini berjalan, aku memutuskan untuk mengakhirinya, aku merasa satatus ini salah. walaupun pada saat itu dia tidak mengiyakan keputusanku dengan berbagai alasan. akupun berusaha menjelaskan kepadanya dengan berbagai bahasa agar ia mengerti, akhirnya aku berhasil meyakinkannya akan kesalahan status ini.
ini merupakan awal yang berat untuknya dan untukku, hanya saja aku bisa menyikapi setiap kejadian ini sisi dewasaku, berbeda dengannya, setelah status kami berakhir, dia tidak mengabarkan keadaannya kepadaku untuk beberapa hari, sms ataupun telpon yang biasanya dibanjiri oleh namanya di hp tak ada. aku mengerti apa yang dia rasakan, kendatinya akupun merasakan itu. aku mencoba menghubunginya malam itu, dan iapun langsung menelponku,,
aku: assww, lagi dimana kamu? kenapa ga kasih kabar,,
dia : aku ada ditempat yang cuma aku yang tau,
aku : sama siapa kamu disana?
dia : sendiri dalam kegelapan
aku : heemm, lebay banget kamu, aku serius nanya sama kamu, kamu ga usah becanda deh,
dia : aku lebih serius dari pertanyaan kamu,
aku : tapi kamu sehat kan, ga kenapa" kan,, jangan bikin orang khawatir napa..
dia : aku baik-baik aja, cuma hatiku yang sakit, dan aku lagi berusaha buat ngilangin rasa sakit dihati aku, aku sayang banget sama kamu, ga mau kehilangan kamu, kenapa kamu mengambil keputusan kayak gini... (dengan nada seperti orang yang sedang menangis)
aku : *lebay banget* hatiku berkata. aku tau, tapi kamu ga seharusnya kayak gini. kamu taukan apa yang ngebuat aku ngambil keputusan kaya gini, kamu haus beruah dari sifat jelek kamu yang satu itu. ayolah,, akupun sudah mulai menerimanya. kamu harus inget kalo kita ini masih sahabatan, kita masih bisa ketemu, kita masih bisa deket kayak dulu lagi..
dia : susah buat aku,
aku : kamu bisa, yaudah.,. asalkan kamu baik-baik aja, aku tenang ngedegernya, aku mau pergi dulu ya,,
Aku menutup telp dan langsung menghela nafas,, dia akan baik-baik saja, fikirku..
ternyata dampak dari keputusanku berakibat tidak bagus, untuk kali ini kami benar-benar putus connection, salama berbulan-bulan tidak ada kabar darinya, dan akupun typical orang yang tingkat jaimnya begitu over (pada saat itu). keadaan ini terjadi sesuai dugaanku.
Waktu berjalan begitu saja melewati kehidupanku yang tak biasa,, sekarang aku sedang bersiap menyambut ujian akhir nasional yang sudah didepan mata menantiku. dengan peuh semangat dan keyakinan. tentang kisah cinta dan persahabatanku, aku sudah bisa melupakan dan mencoba menerima dampak realnya. Ujian akhir nasional pun sudah aku jalani, kekosongan disekolah aku isi dengan bermain bersama teman-temanku, aku senang bisa mengenal teman-temanku yang begitu unik ini. menjelang hari kelulusanku, aku mendapatkan mandat untuk berkontribusi pada sebuah event yang akan diadakan didesaku. karena aku menyukai hal yang berbau organisasi,..............

Selasa, 20 Desember 2011

Selembut Cinta Menyapa, Seindah Pelangi ketika Menghilang

 bulan desember merupakan bulan istimewa dalam hidupku, desember ini membuatku tertawa bahagia karena kasih sayang keluargaku, dan membuat aku menagis karena cintaku. setiap desember, orangtua ku selalu memberikan uang saku yang menurutku lebih dari cukup, dan ini berhasil membuatku over bahagia. Namun, bulan desember mengingatkanku akan 7 tahun yang lalu, ketika aku mengenal makhluk bernama laki-laki. Saat itu aku masih duduk dibangku kelas 2 smp. Awal mengenalnya ku anggap dirinya aneh, seorang lelaki tambun dengan warna kulit yang selalu merah kalau terkena panas matahari, tentunya lelaki ini bukan tipeku. Aku mengenalnya secara tidaklangsung ketika dia sedang menggembala peliharaannya. Ya, dia adalah seorang laki-laki kaya namun harus bekerja keras dulu untuk menikmati kekayaannya, itulah setahuku.
Setelah saat itu kami berteman baik, kesalutankulah yang membuat hati ini menjadi mudah menerimanya jadi temanku, walaupun dia satu tingkat diatasku. Dia salah satu teman yang dapat diandalkan, namun kenakalan anak smp waktu itu tidak dapat dielakkan, dan akupun merasa sedikit illfeel dengannya, karena aku bukanlah seorang cewe pendendam, dihari itu aku marah, dan dihari itu juga kita damai kembali. Jarak rumah kami tidak begitu jauh, hingga tidak butuh waktu lama untukbertemu.
waktu berjalan begitu cepat, terhitung setengah tahun kita berteman dan pada bulan desember tahun 2005, dia memperlihatkan sikapnya yang aneh terhadapku, seorang yang awalnya begitu kaku dan dingin, kini berubah menjadi sosok yang perhatian. melihat itu, aku merasa lucu dan tidak percaya. Namun saat itu, aku tidak dapat menangkap bentuk perhatiannya itu, karena dari awal mainsetku adalah "he's not my type". Namun, sikap acuhku tak mengubah hubungan pertemanan kami. Persahabatan kami berjalan secara dinamis, kadang marah, baikan lagi, dan  marah lagi. Satu sifatnya yang selalu membuatku kesal yaitu ketika dia berbohong kepadaku, dan ini merupakan suatu kebiasaannya, padahal sebelum dia berbohong, aku sudah tau kebenarannya. #sangat menyebalkan. 
waktu berjalan sangat cepat, saat itu aku sudah duduk dibangku SMA kelas 1. persahabatan kami berjalan seperti biasa, waktu itu dia mempunyai seseorang dihatinya, begitupun dengan aku. namun kami masih sering bertemu untuk sekedar bercerita tentang hubungan dengan someone masing". dalamhal cinta, aku jagonya, berbagai tips jitu aku selalu luncurkan padanya, dan itu selalu berhasil. Sudah begitu banyak hal tentang hidupku yang aku ceritakan padany, tentang cinta, keluarga, bahkan dia mungkin sudah tau berbagai sifat jelekku, begitupun aku padanya. 
Aku akui, saat itu aku sudah merasakan bahwa aku tidak ingin kehilangan dia, persahabatan yang menurutku lama membuat hati ini merasa cemburu ketika mendengarnya dengan yang lain, entah apa yang aku raakan ini. Aku tidak ingin memusingkan perasaan ini, salah satu kelebihanku yaitu bisa membuat hati yang galau menjadi damai kembali (bagaikan larutan buffer). Ternyata setelah cek n ricek, apa yang aku rasakan ternyata dia pun merasakannya. Ya, kami berdua memang ditakdirkan dengan sifat jaim yang berlebihan, sampai akhirnya membuat hati kami sendiri yang merasakan sakitnya.
Tahun berganti, tak terasa aku beranjak menjadi siswa kelas 3 SMA. Disinilah dia mengungkapkan perasaannya padaku, dan pada bulan desember pula. Dengan hati terbuka "aku menerimanya" dengan segala resiko yang pasti ada dan yang selalu aku takuti. awalnya aku ragu untuk menerimanya, karena aku tau bagaimana sifat dan kelakuannya. aku memang tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan. awalnya hubungan ini terasa aneh dan aku merasakan ketidaknyamanan yan luar biasa. walaupun aku tahu ini adalah status yang salah dan aku masih tetap melanjutkannya. akhirnya hal aku takutkan terjadi juga........